Postingan

Tertulis, Maka Tak Lagi Perih

Bagian 1:“Di Antara Malam dan Cahaya Ponsel” Malam itu dingin, bukan karena udara, tapi karena kata-kata yang tak pernah benar-benar sampai. Di balik pintu kamar yang tak sepenuhnya tertutup, Aira menatap layar ponselnya. Jari-jarinya menari pelan di atas papan ketik, menuliskan keluhan yang selama ini disimpannya sendiri. "Ayah tadi ngomel lagi. HP terus, katanya. Nuntut terus." Darin di seberang layar membalas dengan tenang, seperti biasanya. Ia tahu, Aira tak sedang mencari solusi. Ia hanya ingin dipahami, disayangi tanpa syarat. "Memang kadang orang tua seperti itu. Mereka pikir kita masih anak kecil. Tapi kita sudah belajar menahan tangis dengan diam." Aira tersenyum getir. Ia tahu Darin mengerti. Mereka berdua punya luka yang serupa—berasal dari rumah, tempat yang seharusnya paling aman. Tapi luka-luka itu tak pernah terlihat dari luar, tersembunyi di balik senyum dan tawa tipis yang dipaksakan. "Aku bahkan lupa kapan terakhir kali bisa bicara jujur pada ...

Kritis di Tengah Krisis : APATIS

Gambar
Di tengah hiruk-pikuk perubahan dan pergolakan sosial, saya justru merasakan kehampaan. Ketika kalian bersuara lantang di tengah kebobrokan, kalian pun—tanpa sadar atau tidak—telah menjadi bagian dari kebobrokan itu sendiri. Ada upaya menggiring opini, menari dalam konflik yang berakar dari kebencian dan haus validasi. Ini krisis, katanya. Tapi yang muncul bukanlah sikap kritis—melainkan apatisme yang menyaru sebagai kepedulian. Ironisnya, mereka yang paling vokal menyuarakan kritik pun sering kali merupakan bagian dari permasalahan yang mereka kecam. Kita bangga pada tradisi perpeloncoan, gemar merendahkan sesama atas nama "kedewasaan organisasi" atau "proses pengkaderan." Kita berlindung di balik kedok kritis, padahal sering kali hanya memupuk ego dan kekuasaan kecil. Padahal, kritik sejati lahir dari pendidikan dan pemahaman yang mendalam—bukan dari amarah tanpa arah. Apa artinya mengagungkan Aswaja jika kita sendiri tak memahami nilai dan esensinya? Apa gunanya ...

Intelektual Organik dalam Menyuarakan Kaum Tertindas

Gambar
Refleksi Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional Pada tanggal 1 Mei 1889, dalam Kongres Buruh Dunia di Paris, disepakati bahwa 1 Mei akan diperingati sebagai Hari Buruh Internasional. Penetapan ini bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi menjadi simbol perlawanan kaum pekerja terhadap sistem yang menindas. Dalam konteks Indonesia, istilah "buruh" sendiri berasal dari bahasa lisan petani Jawa dan dalam pendekatan sosiologis diidentifikasi dengan konsep proletariat — suatu kelas pekerja yang tidak memiliki alat produksi dan hanya menjual tenaga kerja sebagai satu-satunya komoditas. Hubungan antara buruh dan majikan bersifat konfliktual, mencerminkan pertentangan kepentingan antara kelas pekerja dan pemilik modal. Pendidikan dalam Jeratan Hegemoni Namun, perjuangan tidak akan mampu bergerak hanya dengan semangat, melainkan juga memerlukan kesadaran. Di sinilah peran kaum intelektual menjadi sangat krusial. Mahasiswa, akademisi, dan kaum terdidik harus mampu menjadi agen pe...

Pengantar Filsafat: Dari Socrates Hingga Abad Pertengahan (vol.2)

πŸ–‹ Oleh: Masykur Arif Rahman, Diva Press, 2024 πŸ“… Catatan Membaca: Kamis, 10 April 2025 | 18.40 WIB  Pengantar Filsafat: Menyelami Pikiran Aristoteles Hari ini saya kembali melanjutkan bacaan dari buku Pengantar Filsafat Periode Socrates Sampai Abad Pertengahan karya Masykur Arif Rahman. Berbeda dari sesi sebelumnya, kali ini saya mencoba langsung mencatat poin-poin penting dari setiap paragraf yang saya baca. Meski saya hanya membaca selama kurang lebih 47 menit, pembahasan tentang Aristoteles benar-benar padat dan menarik perhatian saya. Aristoteles dan Empat Penyebab Salah satu bagian yang cukup mengesankan adalah pemikiran Aristoteles tentang metafisika . Ia mengangkat pertanyaan mendalam tentang apa yang ada , dan membaginya ke dalam dua kategori besar: substansi dan aksidensi. Tak berhenti di sana, Aristoteles juga memperkenalkan konsep tentang empat penyebab : Penyebab material (bahan pembentuk sesuatu), Penyebab formal (bentuk atau rancangan), Penyebab efisi...

Pengantar Filsafat: Dari Socrates Hingga Abad Pertengahan (vol.1)

  πŸ–‹ Oleh: Masykur Arif Rahman, Diva Press, 2024  πŸ“… Catatan Membaca: Selasa, 8 April 2025 | 16.10 WIB Pengantar Filsafat: Socrates dan Plato dalam Sorotan Awal Hari ini, dalam waktu satu jam, saya menyempatkan diri membaca buku Pengantar Filsafat Periode Socrates Sampai Abad Pertengahan karya Masykur Arif Rahman. Meskipun waktu membaca saya sangat terbatas, yaitu hanya satu jam, saya berusaha menangkap inti dan maksud dari setiap halaman yang saya baca. Hingga saat ini, saya telah mencapai halaman 42. Buku ini cukup menarik karena menyajikan sejarah singkat para tokoh filsafat, pemikiran-pemikiran penting mereka, serta pengaruhnya dalam konteks zaman dan negara masing-masing. Socrates dan Revolusi Berpikir Buku ini dibuka dengan kisah Socrates — sang filsuf yang dikenal membawa filsafat turun dari langit dan memperkenalkannya ke kota-kota, bahkan ke rumah-rumah. Socrates memaksa masyarakat untuk menelaah ulang makna kehidupan, kebaikan, kejahatan, serta etika. Ia mengemba...